Rabu, 06 April 2011

Kisah Pohon Apel


Sebagian dari kita mungkin sudah pernah membaca cerita ini tapi apa salahnya saya
muat kembali di pages ini buat saudara-saudara kita yang belum pernah membaca cerita ini
dan sebagai bahan review buat yang sudah pernah membaca. Semoga bermanfaat………
Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar.Seorang kanak-
kanak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat
pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya,  dan adakalanya dia
beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi
tempat permainannya.
Pohon apel itu juga menyukai anak tersebut. Masa berlalu… anak lelaki itu sudah
besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain
di sekitar pohon apel tersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel
tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja
itu.
“Aku mau permainan. Aku perlu uang untuk membelinya,” tambah  remaja itu dengan nada
yang sedih.
Lalu pohon apel itu berkata, “Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku.
Juallah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan  yang
kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel di pohon itu dan pergi dari situ.
Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.
Masa berlalu…
Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin
membina rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?”
Tanya anak itu.
“Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku
yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan cadangan.
Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong ke semua dahan pohon apel itu dan pergi
dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannya merasa sedih
karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu. 33

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu. Dia sebenarnya
adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan
dewasa.
“Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohon apel itu.
“Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main di sekitarmu. Aku
sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya,  aku tidak mempunyai
perahu. Bolehkah kau menolongku?” Tanya lelaki itu.
“Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh  memotong
batang pohon ini untuk dijadikan perahu. Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata
pohon apel itu.
Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian
pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.
Namun begitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin di mamah usia, datang
menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.
“Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepada kau. Aku  sudah
memberikan buahku untuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat
perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan
nada pilu.
“Aku tidak mahu apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mahu
dahanmu kerana aku sudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batang pohonmu kerana
aku tidak berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua
itu.
“Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk
beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis kegembiraan.
Tahukah kamu. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan di dalam cerita itu adalah
kedua-dua ibu bapak kita. Saat kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika
kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita
tinggalkan mereka, dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita di dalam kesusahan.
Namun begitu, mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan
gembira dalam hidup. Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap
pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini
melayani ibu bapak mereka.
Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya kita menghargai mereka semasa
menyambut hari ibu dan hari bapak setiap tahun.

***
 34

Allah SWT berfirman :
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh  bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a:
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang  telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri” [Q.S 46:15]
Belum ada kata terlambat untuk kembali berbakti kepada kedua orang tua kita biarpun
mereka sudah tidak ada di dunia fana ini….

Rabu, 01 Desember 2010

SURAT SEORANG GADIS KEPADA AYAHNYA


Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang kerumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah tersayang"

Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya;

”Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah.”

Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata.
”Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya. Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 tahun masih tetap muda.

"Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya. Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.



”Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku. Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk mengurus anaknya yang banyak. Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku. Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah buat kehidupan kami. Aku tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun kedepan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan?

”Ayah jangan bersedih karena aku bahagia. Usiaku sudah 18 tahun ayah, jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.”




Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh kelembar surat itu. Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini? Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu. Kali ini isinya jauh berbeda.

”Ayah sayang, Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi. Aku hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian. Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? Ayah bahagia bukan, aku tidak menghancurkan diriku seperti itu? Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan dari pada mempunyai anak seperti itu
”Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya. Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani.Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah? Love you Daddy.”


"Lucy..........!"
John berteriak dan lari kerumah tetangganya, ia akan mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu.

Lega rasanya hati John.Konyol tapi melegakan.Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati John justru berbunga- bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

(Terinspirasi dari humor yang pernah sayadengar)

Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengandiri.

Kalau kita ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang  mungkin bisa kita alami.Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stress atau kegalauan yang berkepanjangan.

Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati.Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.

Kita bisa melihat anak kampong bahagia main laying layang yang 1 set berharga tidak lebih dariRp 5000. Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5 juta. Kenapa?Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga 15 juta.

Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.


Memang apa yang dilakukan Lucy padaAyahnya, John agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.

SudahkanAnda bersyukur hari ini?

Bersyukurlah terhadap apa yang kita miliki dan jagalah dengan baik, karena bisa jadi suatu saat apa yang kita genggam & miliki akan pergi, diambil kembali olehNya_

Selasa, 24 Agustus 2010

Cerita: “Hasan Basri mengajari cara meratapi mayit”


                 Suatu saat Hasan Basri duduk dimuka pintu rumahnya, tiba-tiba ada jenazah lelaki lewat yang diiringi oleh orang banyak, dibawah jenazah itu ada anak wanita kecil yang rambutnya acak-acakan ia terus menangis dan meratap: “Aduh bapak...aku tidak bisa menghadapi hari seperti ini sepanjang umurku...” Maka Hasan Basri berkata: “Kamu tidak akan bisa bertemu bapakmu seperti pada hari ini”. Selanjutnya Hasan Basri menshalati jenazah dan terus pulang.
                Ketika pagi harinya, Hasan Basri shalat subuh sampai matahari terbit, kemudian ia duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba ia melihat anak wanita yang kemarin menangis lewat didepannya, ia pergi ziarah ke kubur bapaknya. Hasan Basri berkata:” Anak wanita tadi adalah anak yang diberi hikmah, aku akan mengikutinya barangkali dia berbicara dengan kalimat yang bisa bermanfaat untuk diriku. Selanjutnya Hasan Basri mengikutinya dari belakang ketika anak wanita itu sampai di kubur bapaknya, Hasan Basri bersembunyi di balik pohon yang berduri. Anak wanita tadi kemudian meletakkan pipinya di atas tanah kubur (merangkul kubur), seraya berkata: “Aduh bapak...bagaimana semalam bapak berada dalam gelapnya kubur sendirian tanpa ada yang menerangi dan yang menghibur. Aduh bapak...aku adalah yang menerangi bapak kemarin malam, maka siapa yang menerangi bapak tadi malam?Aduh bapak...aku adalah orang yang membentangkan tikar untuk bapak kemarin malam, maka siapa yang membentangkan tikar untuk bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah orang yang menyelimuti kedua tangan bapak dan kedua kaki bapak maka siapa yang menyelimuti bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah orang yang membalikkan tubuh bapak, dari satu sisi ke sisi yang lain, maka siapa yang membalikkan tubuh bapak tadi malam? Aduh bapak..akulah yang menutupi anggota tubuh bapak saat telanjang, maka siapa yang menutupi anggota tubuh bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah yang selalu mengharapkan wajah bapakkemarin malam, maka siapa yang mengharapkan wajah bapak tadi malam? Aduh bapak...kemarin malam bapak memanggil-manggil, maka akulah yang menjawabi, lalu siapa yang bapak panggil tadi malam? Dan siapa yang menjawabi tadi malam? Aduh bapak...akulah yang memberi makan bapak kemarin malam ketika bapak menginginkan makanan, maka siapa yang memberikan bapak makan tadi malam? Aduh bapak...akulah yang memasakkan makanan untuk bapak dengan segala macam makanan, maka siapa yang memasakkan bapak tadi malam?
                Mendengar perkataan anak wanita itu Hasan Basri menangis, terus dia menampakkan diri (dari persembunyiannya) kemudian mendekati anak wanita yang sedang meratapi bapaknya, seraya berkata: “Wahai anak wanita, janganlah kamu mengatakan yang seperti itu tetapi katakanlah: “Kemarin aku menghadapkan bapak kearah kiblat, sekarang apakah bapak masih menghadap kiblat atau sudah berpaling? Aduh bapak...kemarin aku adalah yang mengkafani bapak dengan kain kafan yang yang bagus, maka kafan tersebut apakah masih ada ataukah sudah sobek dari bapak? Aduh bapak...kemarin aku meletakkan bapak di dalam kubur dalam keadaan tubuh bapak masih sempurna, apakah tubuh bapak itu masih tetap sempurna atau sudah dimakan ulat? Hasan Basri melanjutkan perkataannya: “Dan katakan: Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: “Bahwa seorang hamba tidak akan ditanya tentang iman dan di antara mereka ada yang bisa menjawab dan ada juga yang tidak bisa menjawab, apakah bapak bisa menjawabi pertanyaan tentang iman atau tidak? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa sebagian ahli kubur itu ada yang diganti kain kafannyan dengan kain kafan surga, ada pula yang diganti dengan kain kafan neraka, apakah sekarang kain kafan bapak bapak diganti dengan kain kafan surga atau kain kafan neraka? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu ada yang diluaskan bagi penghuninya, ada juga yang disempitkan bagi penghuninya, apakah sekarang kubur bapak itu diluaskan atau disempitkan? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu merupakan taman dari pertamanansurga atau merupakan lubang dari lubang neraka. Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu merangkul pada sebagian ahli kubur, sebagaimana merangkulnya ibu pada anaknya sendiri (karena sangat sayangnya), ada pula kubur yang murka dan benci pada ahlinya, sehingga kubur tersebut menggencet sampai tulang rusuk si mayat berantakan, sekarang apakah kubur itu merangkul atau membenci kepada bapak? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: “Setiap orang (mayit) yang telah diletakkan dalam kuburnya pasti mengalami penyesalan, bagi orang taqwa menyesal karena kurang banyak melakukan kebajikan, sedangkan bagi orang yang ma’siat menyesal karena melakukan keburukan, sekarang apakah bapak menyesal karena melakukan keburukan atau menyesal karena sedikitnya kebajikan? Aduh bapak...kemarin aku memanggil-manggil bapak dan bapak langsung menjawabi aku, aku sudah lama memanggil bapak di atas kubur, maka bagaimana sampai aku tidak bisa mendengar suara bapak? Aduh bapak...Engkau sudah tidak akan bertemu aku selamanya sampai hari kiamat. “Ya Allah...janganlah Engkau menghalangi kami untuk bertemu dengan bapak kami besuk pada hari kiamat”.
                Kemudian wanita itu berkata pada Hasan Basri: “Wahai Hasan, engkau telah menyelamatkan aku dengan mengingatkan ratapanku kepada bapakku, engkau telah menasehati aku dan mengingatkan tidurnya orang yang lupa, kemudian anak wanita tersebut kembali bersama Hasan Basri dengan menangis.

“Tangisnya Usman bin Affan terhadap siksa kubur”


            Diceritakan dari Abi Bakar Al Asma’iliy, dengan isnadnya dari Usman bin Affan: Ketika neraka itu disifati di dekat Usman bin Affan, ia tidak menangis, begitu juga ketika hari kiamat disifati ia tidak menangis, dan ketika kubur itu disifati ia menangis. Lalu ia ditanya: “Wahai Amirul Mukminin, kenapa waktu neraka dan hari kiamat disifati engkau tidak menangis?” Usman bin Affan menjawab: “Sesungguhnya aku berada di neraka itu bersama orang lain, begitu juga ketika berada di hari kiamat aku bersama orang banyak, tetapi ketika berada dalam kubur aku hanya sendirian tiada satupun orang yang menyertaiku. Sedangkan kunci kubur itu berada di tangan Israfil, jadi Israfillah yang membuka kubur besok pada hari kiamat”.
Usman bin Affan melanjutkan perkataannya: “Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai penjaranya, maka kubur adalah surganya. Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai surganya, kubur adalah penjaranya. Barang siapa menjadikan dunia sebagai ikatannya, maka mati adalah pelepasannya. Barang siapa yang meninggalkan bagiannya di dunia, ia akan dberi bagiannya di akhirat”.   
Kemudian Usman bin Affan berkata lagi: “Sebaik baik manusia adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia itu meninggalkan dirinya, dan ridha terhadap Allah sebelum dirinya bertemu Allah, serta meramaikan kubur sebelum ia masuk ke kuburnya”.
(“Untaian Mutiara Cerita Hadits Ushfuriyyah”)

“ILMU dan HARTA”

Ketika Nabi saw, bersabda: Aku ini adalah kotanya ilmu sedangkan Ali adalah pintunya”. Tatkala kaum Khawarij mendengar sabda Nabi ini mereka hasud kepada Ali ra., lalu berkumpullah sepuluh orang dari tokoh-tokoh kaum Khawarij, dengan satu tujuan ingin mencoba kepandaian sahabat Ali ra, mereka berkata dalam forum tersebut: “Kita akan mencoba bertanya kepada Ali tentang satu masalah bagaimana jawaban dia kepada kita, jika setiap satu pertanyaan dari kita dijawab dengan jawaban yang berbeda, maka kita mengetahui bahwa Ali ra, adalah benar-benar orang alim, sebagaimana yang disabdakan Nabi saw.”
                Maka datanglah kesepuluh kaum Khawarij itu secara bergantian kepada Sahabat Ali ra seraya bertanya: “Wahai Ali, lebih utama mana antara ilmu dan harta?” Sahabat Ali ra pun menjawab pertanyaan kesepuluh orang Khawarij itu dengan jawaban yang berbeda:
“Ilmu lebih utama dari pada harta”:
1.       “Karena Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun dan Fir’aun”.
2.       “Ilmu adalah yang menjagamu, sedangkan harta adalah kamu yang menjaganya”.
3.       “Orang yang mempunyai harta itu banyak musuhnya, sedangkan orang yang memiiki ilmu itu banyak temannya”.
4.       “Jika kamu menasarufkan harta, maka harta itu akan berkurang, sebaliknya jika kamu menasarufkan (memberikan) ilmu, maka ilmu tersebut akan bertambah”.
5.       “Karena orang yang mempunyai harta itu akan dipanggil dengan sebutan bakhil dan kikir, sedangkan orang yang mempunyai ilmu itu akan dipanggil dengan sebutan yang agung dan yang mulia”.
6.       “Karena harta itu harus dijaga dari pencurian, sedangkan ilmu itu tidak perlu dijaga dari pencurian”.
7.       “Orang yang mempunyai harta itu akan dihisab besuk pada hari kiamat, sedangkan orang yang mempunyai ilmu itu akan memberikan syafa’at besuk hari kiamat”.
8.       “Harta itu akan rusak sebab lamanya tinggal dalam perjalanan waktu, sedangkan ilmu itu tidak akan bisa habis dan rusak”.
9.       “Harta itu bisa menjadikan kerasnya hati, sedangkan ilmu itu bisa menerangi hati”.
10.   “Orang yang mempunyai harta terkadang mengaku-ngaku memiliki sifat ketuhanan sebab hartanya, sedangkan orang yang memiliki ilmu itu hanya mengaku memiliki sifat penghambaan”.

Selanjutnya datanglah kaum Khawarij kepada Ali ra, dan mereka semua masuk Islam (kembali ke jalan yang benar).
(“Untaian Mutiara Cerita Hadits Ushfuriyyah”)