Selasa, 24 Agustus 2010

Cerita: “Hasan Basri mengajari cara meratapi mayit”


                 Suatu saat Hasan Basri duduk dimuka pintu rumahnya, tiba-tiba ada jenazah lelaki lewat yang diiringi oleh orang banyak, dibawah jenazah itu ada anak wanita kecil yang rambutnya acak-acakan ia terus menangis dan meratap: “Aduh bapak...aku tidak bisa menghadapi hari seperti ini sepanjang umurku...” Maka Hasan Basri berkata: “Kamu tidak akan bisa bertemu bapakmu seperti pada hari ini”. Selanjutnya Hasan Basri menshalati jenazah dan terus pulang.
                Ketika pagi harinya, Hasan Basri shalat subuh sampai matahari terbit, kemudian ia duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba ia melihat anak wanita yang kemarin menangis lewat didepannya, ia pergi ziarah ke kubur bapaknya. Hasan Basri berkata:” Anak wanita tadi adalah anak yang diberi hikmah, aku akan mengikutinya barangkali dia berbicara dengan kalimat yang bisa bermanfaat untuk diriku. Selanjutnya Hasan Basri mengikutinya dari belakang ketika anak wanita itu sampai di kubur bapaknya, Hasan Basri bersembunyi di balik pohon yang berduri. Anak wanita tadi kemudian meletakkan pipinya di atas tanah kubur (merangkul kubur), seraya berkata: “Aduh bapak...bagaimana semalam bapak berada dalam gelapnya kubur sendirian tanpa ada yang menerangi dan yang menghibur. Aduh bapak...aku adalah yang menerangi bapak kemarin malam, maka siapa yang menerangi bapak tadi malam?Aduh bapak...aku adalah orang yang membentangkan tikar untuk bapak kemarin malam, maka siapa yang membentangkan tikar untuk bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah orang yang menyelimuti kedua tangan bapak dan kedua kaki bapak maka siapa yang menyelimuti bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah orang yang membalikkan tubuh bapak, dari satu sisi ke sisi yang lain, maka siapa yang membalikkan tubuh bapak tadi malam? Aduh bapak..akulah yang menutupi anggota tubuh bapak saat telanjang, maka siapa yang menutupi anggota tubuh bapak tadi malam? Aduh bapak...aku adalah yang selalu mengharapkan wajah bapakkemarin malam, maka siapa yang mengharapkan wajah bapak tadi malam? Aduh bapak...kemarin malam bapak memanggil-manggil, maka akulah yang menjawabi, lalu siapa yang bapak panggil tadi malam? Dan siapa yang menjawabi tadi malam? Aduh bapak...akulah yang memberi makan bapak kemarin malam ketika bapak menginginkan makanan, maka siapa yang memberikan bapak makan tadi malam? Aduh bapak...akulah yang memasakkan makanan untuk bapak dengan segala macam makanan, maka siapa yang memasakkan bapak tadi malam?
                Mendengar perkataan anak wanita itu Hasan Basri menangis, terus dia menampakkan diri (dari persembunyiannya) kemudian mendekati anak wanita yang sedang meratapi bapaknya, seraya berkata: “Wahai anak wanita, janganlah kamu mengatakan yang seperti itu tetapi katakanlah: “Kemarin aku menghadapkan bapak kearah kiblat, sekarang apakah bapak masih menghadap kiblat atau sudah berpaling? Aduh bapak...kemarin aku adalah yang mengkafani bapak dengan kain kafan yang yang bagus, maka kafan tersebut apakah masih ada ataukah sudah sobek dari bapak? Aduh bapak...kemarin aku meletakkan bapak di dalam kubur dalam keadaan tubuh bapak masih sempurna, apakah tubuh bapak itu masih tetap sempurna atau sudah dimakan ulat? Hasan Basri melanjutkan perkataannya: “Dan katakan: Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: “Bahwa seorang hamba tidak akan ditanya tentang iman dan di antara mereka ada yang bisa menjawab dan ada juga yang tidak bisa menjawab, apakah bapak bisa menjawabi pertanyaan tentang iman atau tidak? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa sebagian ahli kubur itu ada yang diganti kain kafannyan dengan kain kafan surga, ada pula yang diganti dengan kain kafan neraka, apakah sekarang kain kafan bapak bapak diganti dengan kain kafan surga atau kain kafan neraka? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu ada yang diluaskan bagi penghuninya, ada juga yang disempitkan bagi penghuninya, apakah sekarang kubur bapak itu diluaskan atau disempitkan? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu merupakan taman dari pertamanansurga atau merupakan lubang dari lubang neraka. Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: Bahwa kubur itu merangkul pada sebagian ahli kubur, sebagaimana merangkulnya ibu pada anaknya sendiri (karena sangat sayangnya), ada pula kubur yang murka dan benci pada ahlinya, sehingga kubur tersebut menggencet sampai tulang rusuk si mayat berantakan, sekarang apakah kubur itu merangkul atau membenci kepada bapak? Aduh bapak...para ulama pernah mengatakan: “Setiap orang (mayit) yang telah diletakkan dalam kuburnya pasti mengalami penyesalan, bagi orang taqwa menyesal karena kurang banyak melakukan kebajikan, sedangkan bagi orang yang ma’siat menyesal karena melakukan keburukan, sekarang apakah bapak menyesal karena melakukan keburukan atau menyesal karena sedikitnya kebajikan? Aduh bapak...kemarin aku memanggil-manggil bapak dan bapak langsung menjawabi aku, aku sudah lama memanggil bapak di atas kubur, maka bagaimana sampai aku tidak bisa mendengar suara bapak? Aduh bapak...Engkau sudah tidak akan bertemu aku selamanya sampai hari kiamat. “Ya Allah...janganlah Engkau menghalangi kami untuk bertemu dengan bapak kami besuk pada hari kiamat”.
                Kemudian wanita itu berkata pada Hasan Basri: “Wahai Hasan, engkau telah menyelamatkan aku dengan mengingatkan ratapanku kepada bapakku, engkau telah menasehati aku dan mengingatkan tidurnya orang yang lupa, kemudian anak wanita tersebut kembali bersama Hasan Basri dengan menangis.

“Tangisnya Usman bin Affan terhadap siksa kubur”


            Diceritakan dari Abi Bakar Al Asma’iliy, dengan isnadnya dari Usman bin Affan: Ketika neraka itu disifati di dekat Usman bin Affan, ia tidak menangis, begitu juga ketika hari kiamat disifati ia tidak menangis, dan ketika kubur itu disifati ia menangis. Lalu ia ditanya: “Wahai Amirul Mukminin, kenapa waktu neraka dan hari kiamat disifati engkau tidak menangis?” Usman bin Affan menjawab: “Sesungguhnya aku berada di neraka itu bersama orang lain, begitu juga ketika berada di hari kiamat aku bersama orang banyak, tetapi ketika berada dalam kubur aku hanya sendirian tiada satupun orang yang menyertaiku. Sedangkan kunci kubur itu berada di tangan Israfil, jadi Israfillah yang membuka kubur besok pada hari kiamat”.
Usman bin Affan melanjutkan perkataannya: “Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai penjaranya, maka kubur adalah surganya. Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai surganya, kubur adalah penjaranya. Barang siapa menjadikan dunia sebagai ikatannya, maka mati adalah pelepasannya. Barang siapa yang meninggalkan bagiannya di dunia, ia akan dberi bagiannya di akhirat”.   
Kemudian Usman bin Affan berkata lagi: “Sebaik baik manusia adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia itu meninggalkan dirinya, dan ridha terhadap Allah sebelum dirinya bertemu Allah, serta meramaikan kubur sebelum ia masuk ke kuburnya”.
(“Untaian Mutiara Cerita Hadits Ushfuriyyah”)

“ILMU dan HARTA”

Ketika Nabi saw, bersabda: Aku ini adalah kotanya ilmu sedangkan Ali adalah pintunya”. Tatkala kaum Khawarij mendengar sabda Nabi ini mereka hasud kepada Ali ra., lalu berkumpullah sepuluh orang dari tokoh-tokoh kaum Khawarij, dengan satu tujuan ingin mencoba kepandaian sahabat Ali ra, mereka berkata dalam forum tersebut: “Kita akan mencoba bertanya kepada Ali tentang satu masalah bagaimana jawaban dia kepada kita, jika setiap satu pertanyaan dari kita dijawab dengan jawaban yang berbeda, maka kita mengetahui bahwa Ali ra, adalah benar-benar orang alim, sebagaimana yang disabdakan Nabi saw.”
                Maka datanglah kesepuluh kaum Khawarij itu secara bergantian kepada Sahabat Ali ra seraya bertanya: “Wahai Ali, lebih utama mana antara ilmu dan harta?” Sahabat Ali ra pun menjawab pertanyaan kesepuluh orang Khawarij itu dengan jawaban yang berbeda:
“Ilmu lebih utama dari pada harta”:
1.       “Karena Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun dan Fir’aun”.
2.       “Ilmu adalah yang menjagamu, sedangkan harta adalah kamu yang menjaganya”.
3.       “Orang yang mempunyai harta itu banyak musuhnya, sedangkan orang yang memiiki ilmu itu banyak temannya”.
4.       “Jika kamu menasarufkan harta, maka harta itu akan berkurang, sebaliknya jika kamu menasarufkan (memberikan) ilmu, maka ilmu tersebut akan bertambah”.
5.       “Karena orang yang mempunyai harta itu akan dipanggil dengan sebutan bakhil dan kikir, sedangkan orang yang mempunyai ilmu itu akan dipanggil dengan sebutan yang agung dan yang mulia”.
6.       “Karena harta itu harus dijaga dari pencurian, sedangkan ilmu itu tidak perlu dijaga dari pencurian”.
7.       “Orang yang mempunyai harta itu akan dihisab besuk pada hari kiamat, sedangkan orang yang mempunyai ilmu itu akan memberikan syafa’at besuk hari kiamat”.
8.       “Harta itu akan rusak sebab lamanya tinggal dalam perjalanan waktu, sedangkan ilmu itu tidak akan bisa habis dan rusak”.
9.       “Harta itu bisa menjadikan kerasnya hati, sedangkan ilmu itu bisa menerangi hati”.
10.   “Orang yang mempunyai harta terkadang mengaku-ngaku memiliki sifat ketuhanan sebab hartanya, sedangkan orang yang memiliki ilmu itu hanya mengaku memiliki sifat penghambaan”.

Selanjutnya datanglah kaum Khawarij kepada Ali ra, dan mereka semua masuk Islam (kembali ke jalan yang benar).
(“Untaian Mutiara Cerita Hadits Ushfuriyyah”)